clock

Senin, 28 November 2011

Kamis, 03 November 2011

Aku

Aku wanita tangguh meniti kerikil kehidupan yang tak lepas dari setiap langkah Aku melewati aral terjal yang slalu melintas dalam peraduan Liku liku yang ku tempuh tak membuat ku rapuh Aku setegar karang namun karang pun akan habis terhempas ombak kala hanya aku sendiri

Rabu, 06 Oktober 2010

Berbahagialah Penyuka Lalapan
18 September 2008
oleh dobelden

Sering dong makan di warung yang menyediakan lalapan? ato yg beli pecel ato lotek yg ditambah dengan lalapan, atau kalau di jogja mampir ke warung pecel lele, disana ada lalapan khas yaitu kemangi. Nah barusan baca info dari detik, soal beberapa lalapan yg mengandung antioksidan yg bermanfaat bagi tubuh, apa aja sih?

1. kenikir (Cosmos caudatus)


Pohon kenikir merupakan tumbuhan tropika yang berasal dari Amerika Latin, tetapi tumbuh liar dan mudah didapati di Florida, Amerika Serikat, serta di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. Kenikir adalah sejenis spesis bunga intan berayun yang berwarna unggu atau kuning dan berbunga kecil. Manakala tumbuhan bunga yang berwarna kuning jarang digunakannya sebagai ulam, yang berwarna unggu merupakan sayuran ulam yang sangat populer dimakan mentah bersama nasi atau di cicah dengan budu, sambal terasi atau tempoyak serta cincalok.

2. beluntas (Pluchea indica)


Beluntas (Pluchea indica L.), nama tumbuhan ini mungkin jarang kita dengar. Tapi, sebetulnya bentuk tanaman ini tidak seasing namanya. Jika kita perhatikan dengan seksama, hampir dapat dipastikan orang akan langsung mengenalnya sebagai tanaman yang sering terdapat di halaman rumah, karena sering digunakan sebagai tanaman pagar.

Beluntas merupakan tanaman perdu tegak, berkayu, bercabang banyak, dengan tinggi bisa mencapai dua meter. Daun tunggal, bulat bentuk telur, ujung runcing, berbulu halus, daun muda berwarna hijau kekuningan dan setelah tua berwarna hijau pucat serta panjang daun 3,8-6,4 cm. Tumbuh liar di tanah dengan kelembaban tinggi; di beberapa tempat di wilayah Jawa Barat tanaman ini digunakan sebagai tanaman pagar dan pembatas antar guludan di perkebunan. Beberapa daerah di Indonesia menyebut nama beluntas dengan nama yang berbeda seperti baluntas (Madura), Luntas (Jawa Tengah), dan Lamutasa (Makasar).

Daun beluntas menurut hasil penelitian mempunyai fungsi antibakteri dan antioksidan serta berpotensi untuk dikembangkan sebagai pengawet makanan dan obat.

Beluntas (Pluchea indica L.), nama tumbuhan ini mungkin jarang kita dengar. Tapi, sebetulnya bentuk tanaman ini tidak seasing namanya. Jika kita perhatikan dengan seksama, hampir dapat dipastikan orang akan langsung mengenalnya sebagai tanaman yang sering terdapat di halaman rumah, karena sering digunakan sebagai tanaman pagar.

Beluntas merupakan tanaman perdu tegak, berkayu, bercabang banyak, dengan tinggi bisa mencapai dua meter. Daun tunggal, bulat bentuk telur, ujung runcing, berbulu halus, daun muda berwarna hijau kekuningan dan setelah tua berwarna hijau pucat serta panjang daun 3,8-6,4 cm. Tumbuh liar di tanah dengan kelembaban tinggi; di beberapa tempat di wilayah Jawa Barat tanaman ini digunakan sebagai tanaman pagar dan pembatas antar guludan di perkebunan. Beberapa daerah di Indonesia menyebut nama beluntas dengan nama yang berbeda seperti baluntas (Madura), Luntas (Jawa Tengah), dan Lamutasa (Makasar).

Secara tradisional daun beluntas digunakan sebagai obat untuk menghilangkan bau badan, obat turun panas, obat batuk, dan obat diare. Daun beluntas yang telah direbus sangat baik untuk mengobati sakit kulit. Disamping itu daun beluntas juga sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lalapan.

3. mangkokan (Nothopanax scutellarium)

Tanaman termasuk familia Araliaceae. Tumbuh di daerah dengan ketinggian antara 1-200 meter di atas permukaan laut. Dapat ditemui di ladang dan di tepi sungai tumbuh liar..

Untuk pengembangbiakannya dengan setek batang.

Nama lain : mamanukan (Sunda), godong mangkokan (Jawa), puring (Madura), lanido, ndalido, ranido, ndari (Roti, Nusa Tenggara), daun mangkok (Manado), mangko-mangko (Makasar), ai lohoi, ai laun niwel, daun koin, daun papeda (Ambon) dll.

Tanaman ini mengandung : kalsium oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak, protein, vitamin A, B1, dan C.

4. kecombrang (Nicolaia speciosa Horan)

Kecombrang, kantan, atau honje (Etlingera eliator; sinonim Nicolaia elatior, Phaeomeria speciosa) adalah tumbuhan tahunan berbentuk terna yang bunga, buah, serta bijinya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Nama lainnya adalah kincung (Medan) serta siantan (Malaya). Orang Thai menyebutnya kaalaa.

Kelopak bunga kecombrang dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal di Jawa Barat. Kadang-kadang, kelopak bunganya juga dijadikan bagian dari pecel. Di Tanah Karo, buah kecombrang muda disebut asam cekala. Kuncup bunga serta “polong”nya menjadi bagian pokok dari sayur asam Karo; juga menjadi peredam bau amis sewaktu memasak ikan. Masakan Batak populer, arsik ikan mas, juga menggunakan asam cekala ini. Di Malaysia dan Singapura, kecombrang menjadi unsur penting dalam laksa.

5. kemangi (Ocimum sanctum)

Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Daun kemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes. Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan bersama-sama daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng. Di Thailand ia dikenal sebagai manglak dan juga sering dijumpai dalam menu masakan setempat.

Kemangi adalah hibrida antarspesies antara dua spesies selasih, Ocimum basilicum dan O. americanum. Ia dikenal juga sebagai O. basilicum var. anisatum Benth. Aroma khasnya berasal dari kandungan sitral yang tinggi pada daun dan bunganya.

6. Katuk (Sauropus androgynus)

Daun katuk ynag selama ini dipercaya sebagai pelancar ASI, ternyata masih menyimpan khasiat lain yang tak kalah hebat, yakni sebagai penjaga mutu dan jumlah sperma pria.

Daun katuk dipenuhi senyawa fitokimia berkhasiat obat, yang sedikitnya mengandung tujuh senyawa aktif yang dapat merangsang sintesis hotmon-hormon steroid dan senyawa eikosanoid.

Jika dikonsumsi wanita, senyawa aktif dalam daun katuk akan memacu pembentukan hormon kewanitaan, sehingga kulit menjadi halus, rambut lebih sehat, serta seperti yang sudah luas diketahui, melancarkan produksi ASI. Sebaliknya, dalam tubuh laki-laki senyawa aktif daun katuk akan merangsang pembentukan hormon keperkasaan, yang akan menggenjot vitalitas seksual.

Meski demikian, konsumsi daun katuk tidak boleh berlebihan. Di balik kelebihannya, daun katuk menyimpan sejumlah kekurangan. Selain membantu proses metabolisme di dalam tubuh, glukokrtikoid hasil metabolisme senyawa aktif daun katuk bisa mengganggu penyerapan kalsium dan fosfor.

7. kedondong cina (Polyscias pinnata)

Kedondong adalah tanaman buah yang tergolong ke dalam suku mangga-manggaan (Anacardiaceae). Tanaman ini dikenal pula dengan nama ambarella, hog plum, hevi (Filipina), mokah (Kamboja), gway (Myanmar), makak farang (Thailand).

Buah kedondong dapat dimakan langsung dalam kondisi segar, atau sering pula diolah menjadi rujak, asinan, acar atau dijadikan selai. Buah ini memiliki biji tunggal yang berserabut. Daun dijadikan penyedap dalam pembuatan pepes ikan.

8. antanan (Centella asiatica)

Antanan (Centella asiatica) nyaéta sarupaning tutuwuhan liar anu réa tumuwuh di pakebonan, huma, sisi jalan, galengan sawah atawa di huma nu rada baseuh. Tuwuhan ieu asalna ti wewengkon Asia tropis, sumebar di Asia Tenggara, kaasup Indonésia, India, Republik Rakyat Cina, Jepang jeung Australia satuluyna sumebar ka rupa-rupa nagara séjén.

Saprak jaman baheula, antanan geus dipaké pikeun ubar kulit, gangguan saraf sarta ngabenerkeun sirkulasi getih. Masarakat Jawa Kulon mikawanoh tutuwuhan ieu minangka salah sahiji pepelakan pikeun lalab.
9. poh-pohan (Pilea trinervia)

Antara lalap dan sambal, dalam khasanah tataboga masyarakat Sunda, sudah
punya pasangan masing-masing. Lalap pohpohan beserta kawan-kawannya sesama
lalap asal pegunungan dan hutan, sangat cocok dipadukan dengan sambal
terasi, sedangkan lalap ladang punya pasangan serasi sambal wijen atau
sambal suuk (kacang tanah). Lalap sawah, termasuk saladah dan tespong,
padanannya adalah sambal oncom.

Akan tetapi, bagaimana pun, pendapat seorang ahli ekologi, lalap adalah
sumber kekayaan alam yang tak boleh diremehkan. Lalap sebagai sumber gizi,
vitamin, dan protein sebagai sumber mata pencaharian dan peningkatan ekonomi
masyarakat harus dimuliakan, dalam arti dipelihara, dijaga, dan
dipertahankan kelestariannya. Ia memuji upaya Perhutani Unit III
Jabar-Banten yang telah memilih pohpohan sebagai komoditas penyangga
keamanan hutan. “Jika pohpohan sukses dikembangkan hingga menjadi komiditas
ekspor, jenis lalap “liar” lainnya pun tentu dapat dikembangkan hingga
mencapai taraf yang sama,” kata pakar tersebut. Ia pun optimistis budi daya
tanaman lalap tradisional jika digarap sungguh-sungguh akan memberi
kontribusi terhadap masyarakat luas dalam mengatasi krisis ekonomi
berkepanjangan.

10. Daun Ginseng

Ginseng (Panax) adalah sejenis terna berkhasiat obat yang termasuk dalam suku Araliaceae. Ginseng tumbuh di wilayah belahan bumi utara terutama di Siberia, Manchuria, Korea, dan Amerika Serikat. Jenis ginseng tropis dapat ditemukan di Vietnam, yaitu Panax vietnamensis. Nama “ginseng” diambil dari bahasa Inggris, yang dibaca mengikuti lafal bahasa Kanton, jên shên, yang dalam bahasa Mandarin dibaca “ren shen”, 人蔘, yang berarti duplikat manusia, karena bentuk akarnya yang kerap menyerupai manusia.

Ginseng sering kali digunakan dalam pengobatan tradisional. Akar tanaman ini dapat memperbaiki aliran dan meningkatkan produksi sel darah merah, serta membantu pemulihan dari penyakit.

Di Indonesia terdapat juga tumbuhan yang memiliki khasiat sama dengan ginseng yaitu ginseng Jawa atau som jawa, Talinum paniculatum Gaertn. dan kolesom, Talinum triangulare Wild. Di dalam pengobatan tradisional akarnya dicampur dengan berbagai jenis obat dan yang paling terkenal dalam bentuk campuran anggur. Kajian mengenai khasiat dan kegunaanya telah dilakukan untuk menjadikan kolesom sebagai ginseng Indonesia.

11. krokot (Portulaca oleracea)

Portulaca (nama daerah: Krokot) adalah genus dari tanaman dari suku Portulacaceae. Terdapat sekitar 40-100 spesies yang ditemukan di daerah tropis dan daerah bermusim empat.

Salah satu spesies yaitu Portulaca oleracea dikenal sebagai tanaman yang dapat dimakan dan dikenal di beberapa daerah sebagai tanaman hama. Beberapa spesies Portulaca juga menjadi makanan bagi ulat ngengat dan kupu-kupu.

Nah ternyata banyak juga lalapan yang sering di jumpai di deket kita, berdasarkan penelitian, berikut kandongan yang dimiliki oleh mereka, yaitu :

Hasil penelitian menunjukkan nilai total flavonoid sayur-sayuran indigenous sangat bervariasi. “Seluruh sampel sayuran indegenous mengandung komponen quercetin,” kata Peneliti Sout East Asian Food and Agriculture Science Technology (SEAFAST) IPB, Dr. Nuri Andarwulan

Sayuran indegenous yang mempunyai flavonoid tertinggi berturut-turut ialah katuk (831,70 miligram per 100 gram), kenikir (420,85 miligram per 100 gram) dan kedondong cina (358,17 miligram per 100 gram). Sedangkan krokot mempunyai total flavonoid terkecil yaitu 4,05 miligram per 100 gram.

Komponen flavonoid pada daun katuk yang paling dominan adalah kaempferol sebesar 805,48 miligram per 100 gram. Meskipun daun katuk merupakan sayuran dengan nilai total flavonoid tertinggi dibandingkan sayuran indigenous lainnya, kandungan total fenol tertingi justru dimiliki kenikir (1225,88 miligram per 100 gram), diikuti beluntas 1030,03 miligram per 100 gram dan mangkokan 669,30 miligram per 100 gram.

“Nilai total fenol sayur-sayuran indigenous rata-rata jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai total flavonoid-nya. Hal ini menunjukkan di dalam sayur-sayuran tersebut terkandung senyawa fenol lain yang bukan berasal dari flavonol maupun flavone,” kata Dr. Nuri

Peneliti Tufts University Boston Amerika Serikat, Bradley Bolling, PD mengatakan antoksidan mengurangi akumulasi produk radikal bebas, menetralisir racun, mencegah inflamasi dan melindungi penyakit genetik.

“Masalah yang sering dijumpai dalam penelitian antioksidan yaitu referensi biasanya kapasitas oksidasi sebagai mekanisme aksi para botani, sangat banyak produk para botani, kekurangvalidan ukuran kapasitas antioksidan pada klinik, kelemahan standar penggunaan ukuran kapasitas antioksidan dan kelemahan data nilai antioksidan pada para botani,” bebernya. (dikutip dari detik.com)

Jadi demi kesehatan, gak ada salahnya khan mengkonsumsi lalapan?

Sabtu, 30 Januari 2010

Lupakan

Kehadirannya buat perahuku goyah
Tapi masih berlayar di samudera yang sama
Namun ombak membawa nakhoda ini
Terombang ambing
Badai ikut menerpa
Perlahan perahu melaju
Dengan alur yang telah pulih kembali
Ombak lain turut serta
Namun semua pasti bisa berlalu
Dan sampai jua pada tujuan
Di puncak gunung harapan dan pulau asa

08:15
Sabtu,30012010

Jumat, 27 November 2009

Cinta Jangan Tangisi Aku

Cinta tak pernah terbayangkan kisah kita
Berpisah tuk sementara waktu
Melewati hari-hari tanpa kasih
Mungkin ini satu kesetiaan cinta
Yang harus kita buktikan bersama
Bahwasanya kaulah satu-satunya
Yang kan mendampingiku slamanya
Slamanya

Cinta jangan tangisi aku
Atas kepergiaanku meninggalkan dirimu
Sumpah demi cinta yang tulus
Takan ku duakan cintaku kepadamu hingga akhir nanti

Kamis, 12 November 2009

Kugambar Mata Kekasih

Di dasar mimpiku yang tiris,kutulis namamu Muhammad
Kugambar matamu sebagai air mata kekasih yang jatuh di atas
hamparan musim dari masa-masa paling silam

Di Hira,air mata langit telah jatuh sebagai sungai semesta
Menyemai kebun-kebun cinta

Air mata seorang kekasih adalah
jalan menuju rumah yang baru

Musim-musim kerontang di altar sunyi telah berdentang
Dan Sang Kekasih paling Kekasih memangil
rindunya yang paling rahasia

Begitulah,hujan yang kau tumbuhkan dari air matamu,Muhammad!
di padang cintaku menyemai benih kasih. Atas nama malam yg kudus
kami pun menimba air mata dalam hari-hari paling pedih,
dalam malam-malam paling rindu

Dalam etalase sunyi
Di dasar sepi
Di antara lapar
Di antara dahaga
kusulam kata-katamu
Kugambar keajaiban matamu dalam air mata paling telaga.

Karya : Sarah Robiatul Adawiyah (Pemenang Lomba Puisi tingkat SMA/Sederajat tahun 2007 SK Pikiran Rakyat)